Monday, June 21, 2010

Kelak, Untuk Rindu

Kalau akan ada yang kurindukan; ialah lingkaranmu yang menautkan dunia kecilku dengan ujung warna senja, pada sore-sore kita yang selalu disapa oleh derai lambaian. Kau akan masih saja seperti yang kuingat selalu, berputar-putar setelah menitipkan kerlip cahaya di lekuk lenganku. Seperti kunang-kunang di matamu, kau selalu berseru sebelum berhamburan dalam tawa.

Ah, bukankah malam masih belum menggelar orkestra bintang-bintangnya? Tuan jangkrik, nyonya kodok, pangeran ngengat dan putri tikus tanah masih sibuk berdandan sebelum kau munculkan mereka dalam ceritamu yang senantiasa diawali dengan: pada suatu saat nanti..

Seperti itu pula kau percaya dedaunan dan bebungaan akan menjadi dongeng peri-peri dan bajak laut. Suatu saat nanti.

Seperti itu pula kau percaya setiap tangkai padi yang menghampari tarianmu adalah nada yang seperti jazz, juga blues, kadang dangdut dan sesekali opera.

Hanya hati yang percaya yang dapat merayakan pertemuan senja dan malam, demikian selalu kidungmu sebelum sampai pada ritual percakapan kita.

Kalau akan ada yang kurindukan; ialah sujudku pada musim-musim yang bergerak memutarimu, seperti putaran heningmu yang melingkupi seluruhku. Menjadi damaiku, bahkan dalam diammu..

Kalau akan ada yang kurindukan; ialah diriku yang menyenyap di dalammu..



[ahn, 220610]
percakapan sore terakhir dengan petak sawah di belakang sekolah

gambar diunduh dari: sini

No comments:

Post a Comment