Monday, February 22, 2010

Menulis Itu Doa

Kenapa menulis?

Menulis, bagiku, adalah seperti doa. Tidak sering kukidungkan dalam pujian dan pinta, tapi masih adalah cara terbaikku menjaga sebentuk kewarasan di dunia yang kebingungan menempatkan diri antara tidak waras atau pura-pura tidak waras. Layaknya doa yang adalah penuntun jalan, menulis membuatku menemukan jendela kecil menuju rumah jiwaku. Beratap semesta, berdinding kata-kata, seluas samudera dan sebebas kembara udara.

Menulis adalah percakapan, yang seperti doa, membentuk garis lurus dan searah, tanpa putaran kembali. Demikianlah aku menulis. Menceritakan dongeng dan hikayat dan kelahiran dan mimpi pelangi dan rahasia matahari dan secangkir kopi. Menulis membebaskanku dari pencarian diri. Tak mesti kutemukan pada hati dan hari yang lain. Menulisku adalah percakapan yang tak pernah usai, melewati batas sepi dan sunyi.
Tapi, katamu, doa lebih sering tak terjawab..

Seperti juga banyak pertanyaan yang tak ingin dijawab, aku meniadakan tanda baca yang memberi petunjuk untuk jawaban - jawaban. Rumusan yang kubuat hanyalah: banyak memakai kata aku, menyelipkan sinonim di sana - sini untuk kata - kata seperti: mimpi, hari, hidup dan cinta.

Menulis adalah caraku berdoa..

No comments:

Post a Comment