Sunday, October 10, 2010

Teras Kita

Memang benar. Entah sejak kapan jalan ini menjadi sesak dipenuhi belukar yang semakin padat berebutan tempat di jantungku. Manusia-manusia dengan sapu tangan di saku berlalu-lalang dengan senyuman dan tepukan sekedar di bahu. Setelahnya kita menghitung nama-nama dengan jari dan memberi teka-teki pada waktu yang terpunguti. O, demikianlah. Ingatan itu serupa anak kecil yang berjongkok di depan etalase dan menenggelamkan binar matanya pada gambar yang bergerak-gerak di dalam kotak televisi. Sementara sejarah berkelebat dan mengambil tempat tepat di belakangnya.

adalah.. sahabat-sahabat senja menuntun sepeda biru ke pintu kayu di samping teras yang berwarna matahari dan kupu-kupu. Di sampingnya kita tanam lingkaran pepohonan dan bebungaan yang melukis pelangi dengan lagu. Kita suburkan dengan katakata agar tetap mekar sempurna. Lalu mari duduk. Bersulang dengan cangkir-cangkir kopi dan cerita-cerita pun akan mengalir seperti embun pasti ke hati yang rindu.

diunduh dari: www.lumes2006.blogspot.com    

No comments:

Post a Comment